Dwi Jatmiko

Pendakwah


Oleh : Andy Ratmanto, SH / Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS, Anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah PDM Kota Surakarta, Anggota Korps mubaligh Muhammadiyah PCM Banjarsari, Anggota MHH KKP PDM Solo, Sekretaris PRM Setabelan, Ketua Majleis Kader PCM Banjarsari


Mensyukuri nikmat Allah Swt dapat di wujudkan dengan mengucapkan Alhamdulillah, mengingat dan merenungi setiap nikmat, menjalankan ibadah dan perintah Nya, menjaga nikmat yang diberikan, serta berbagi dan berbuat baik kepada sesama. Sykur adalah bentuk rasa terima kasih dan kecintaan kepada Allah Swt atas segala karunia Nya, baik lahiriah maupun batiniah.


Kita harus menyadari dan merenungkan setiap nikmat, baik kesehatan, rezeki, keluarga, maupun hal-hal kecil lainnya, adalah langkah awal untuk bersyukur.


Ibadah adalah bentuk syukur paling mendasar. Menjalankan segala perintah Nya dan meninggalkan larangan Nya adalah wujud nyata ketaatan dan syukur kepada Allah Swt.


Setiap nikmat adalah amanah dari Allah Swt. Kita harus menjaganya dengan baik, menggunakan kesehatan untuk hal baik, dan memanfaatkan rezeki secara positif adalah bentuk syukur. 


Pentingnya bersyukur : 

1. Perintah Allah Swt

2. Mendatangkan kebahagiaan

3. Diberi nikmat tambahan

4. Menjauhkan dari azab.


Sebagai seorang muslim, kita senantiasa diajarkan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah Swt berikan. Mensyukuri nikmat Allah Swt bukan hanya sekadar mengucapkan Alhamdulillah saja, tetapi juga melibatkan hati, lisan, dan perbuatan kita.


Qs Al Baqarah : 152

Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat Ku.


Bahwa bersyukur adalah perintah Allah Swt yang harus kita laksanakan.


Qs Ibrahim : 7

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat Ku, maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih.


Dengan bersyukur kita mengakui bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah Swt. Hal ini akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Nya.


Orang yang bersyukur akan merasa lebih bahagia dan puas dengan apa yang dimilikinya. Ia tidak akan mudah merasa iri atau dengki terhadap orang lain.

Kufur nikmat adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah Swt. Orang yang kufur nikmat akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah Swt.


Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah Swt?

1. Mensyukuri dengan hati : Merasakan nikmat Allah Swt dalam hati dan mengakui bahwa semua itu berasal dari Nya. Menyadari bahwa segala yang kita miliki adalah amanah yang harus kita jaga dan gunakan dengan sebaik-baiknya.

2. Mensyukuri dengan lisan : Mengucapkan Alhamdulillah setiap kali kita menerima nikmat dari Allah Swt. Menggunakan lisan untuk berdzikir, membaca Al Quran, dan mengucapkan kata-kata yang baik.

3. Mensyukuri dengan perbuatan : Menggunakan nikmat yang telah diberikan untuk beribadah kepada Allah Swt, membantu sesama, dan melakukan perbuatan baik lainnya. Menjaga nikmat Allah Swt dengan tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram atau merusak.


Contoh mensykuri nikmat Allah Swt dalam kehidupan sehari-hari :

1. Nikmat kesehatan : Menjaga kesehatan dengan berolahraga, makan makanan yang sehat, dan istirahat yang cukup. Menggunakan kesehatan untuk beribadah kepada Allah Swt dan membantu sesama.

2. Nikmat rezeki : Menggunakan rezeki untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bersedekah, dan membantu orang yang membutuhkan. Tidak menggunakan rezeki untuk hal-hal yang haram atau berlebihan.

3. Nikmat ilmu : Menggunakan ilmu untuk hal-hal yang bermanfaat, mengajarkannya kepada orang lain, dan mengembangkan diri. Tidak menggunakan ilmu untuk menyombongkan diri atau merugikan orang lain.

4. Nikmat keluarga : Menyayangi keluarga, menjaga hubungan baik dengan mereka, dan saling membantu. Tidak menyakiti hati keluarga atau mengabaikan mereka.


Mensyukuri nikmat Allah Swt adalah merupakan kunci keberkahan hidup. Dengan bersyukur, kita akan semakin dekat dengan Allah Swt, mendapatkan lebih banyak nikmat, dan terhindar dari azab Nya. Mari kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah Swt berikan, baik nikmat yang besar maupun yang kecil. Semoga Allah Swt senantiasa selalu memberikan kita kemampuan untuk selalu bersyukur kepada Nya.

 



EDUAILA.COM - RRI Surakarta kembali menghadirkan program Siraman Rohani Islam yang senantiasa menjadi ruang pencerahan bagi masyarakat. 


Pada Senin (6/10/2025) pukul 05.15 WIB, Ustadz Dwi Jatmiko, M.Pd., Gr., CPS., dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, akan menyampaikan tausiyah bertajuk “Al-Qur’an adalah Penolongmu.”


Ustadz Dwi Jatmiko dikenal sebagai pendidik sekaligus pendakwah muda yang aktif menghidupkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat. 


Dalam berbagai kesempatan, ia menekankan pentingnya Al-Qur’an bukan sekadar dibaca, tetapi juga dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 


“Al-Qur’an itu ibarat pelita di tengah gelapnya zaman. Ia menuntun, mengarahkan, sekaligus menjadi penolong ketika manusia merasa rapuh,” ungkapnya.


Melalui siaran RRI Pro 1 Surakarta, tausiyah ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat luas, termasuk kalangan muda yang sering kali terjebak pada rutinitas tanpa sentuhan spiritual. 


Ustadz Dwi menekankan bahwa kemuliaan Al-Qur’an bukan hanya terletak pada lafaznya, tetapi juga pada kekuatan pesan moral yang dikandungnya.


Program Siraman Rohani Islam RRI Surakarta memang rutin menghadirkan tokoh agama dan cendekiawan Muslim untuk memberikan inspirasi. 


Kehadiran Ustadz Dwi dengan tema kali ini menjadi pengingat bahwa setiap umat Islam memiliki penolong yang tak pernah meninggalkan, yaitu Al-Qur’an.


Pendengar dapat mengikuti siaran ini melalui frekuensi 101 FM atau secara digital lewat aplikasi RRI Play Go. 


Bagi masyarakat Surakarta dan sekitarnya, momentum ini bukan hanya pengisi pagi hari, melainkan juga ajakan untuk lebih dekat dengan kitab suci yang menjadi pedoman hidup.

 


EDUAILA.COM, - Al-Qur’an bukan hanya kitab bacaan, tetapi juga pedoman hidup yang menuntun manusia menuju jalan lurus. 


Dalam Surah Al-An’am ayat 151–153, Allah SWT menegaskan sepuluh prinsip utama yang menjadi ciri orang beriman sejati. 


Prinsip-prinsip itu ibarat “Dekalog Qur’ani” – panduan moral yang menegaskan hubungan manusia dengan Allah, keluarga, dan sesama.

Allah SWT berfirman:

Surah Al-An’am Ayat 151

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Katakanlah (Muhammad), ‘Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Janganlah mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin – Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka –, janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.’ Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.”

Surah Al-An’am Ayat 152

وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga dia dewasa. Sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Apabila kamu berkata, hendaklah adil, sekalipun terhadap kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.”

Surah Al-An’am Ayat 153

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia. Janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain, karena (jalan-jalan itu) akan menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.”

Sepuluh Wasiat Ilahi

Dari ayat-ayat ini lahirlah sepuluh sifat orang beriman:

  1. Tidak menyekutukan Allah.

  2. Berbakti kepada orang tua.

  3. Tidak membunuh anak karena takut miskin.

  4. Menjaga jiwa manusia.

  5. Menjauhi perbuatan keji.

  6. Tidak memakan harta anak yatim secara zalim.

  7. Menegakkan keadilan dalam timbangan.

  8. Berlaku adil dalam ucapan.

  9. Menepati janji Allah.

  10. Mengikuti jalan lurus.



Previous PostPostingan Lama Beranda